Wednesday, December 4, 2013

Jilbab dan Kondom

Lagi-lagi, setelah perbandingan kematian Paul Walker dan Anak-anak kelaparan, sekarang soal polwan berjilbab dan bagi-bagi kondom gratis.

Awalnya adalah salah satu teman saya yang mungkin (memang) relijius, membagikan kicauan ustad mansyur mengenai hal ini, yang intinya beliau menyesalkan tindakan pemerintah akan bagi-bagi kondom ini. "aturan untuk polwan berjilbab ditunda, tapi kok malah bagi2 kondom" begitu katanya.

Well... First of all, sepertinya memang ada salah persepsi dari awal dimana bagi-bagi kondom gratis itu diartikan sebagai ajakan (atau suruhan) untuk berhubungan sex. Padahal maksud sebenarnya kan bukan itu, melainkan untuk meningkatkan kesadaran kita akan sex bebas dan penyakitnya. Entah sampai kapan manusia-manusia ini mau sedikit melonggarkan pikiran mereka dari norma agama. Satu titik keraguan di dalam pikiran itu bisa mengaburkan akal sehat loh.

Imho, bagi-bagi kondom di universitas ga ada salahnya asal tidak dilakukan di SMP atau SMA. Memang sampai kapan orang-orang mau menutup mata mereka dari ketabuan sex? Bukan rahasia umum juga kali kalo ratusan (mungkin ribuan) .3gp dalam negeri buatan tangan amatiran tersedia dengan satu jentikan jari di internet. Hari gini gitu, dan ini Indonesia.. bukan negara Arab. Para con saya rasa yang harus membuka mata mereka dan coba melihat dari sisi yang lain.

Lalu mengenai bus kondom yang digambarkan oleh wanita berpose 'panas' ini juga terdengar lucu, apa karena otak kita sudah tahu itu bus isinya kondom lalu pemakaian foto pose panas itu jadi masalah, atau memang pose wanita di bus itu tidak layak? Sebenarnya saya juga belum lihat sih gambar yg disebut 'panas' itu yg gimana. Apa persis seperti cover majalah H&M? Terlepas dari itu, pemakaian model wanita di bus berisi kondom kayanya memang masuk akal dibanding gambar kondom itu sendiri atau gambar kue apem. Eh tapi, saya lebih setuju kalo gambarnya cowo seksi kaya model-model L-Men itu loh.. kan memang kondom buat cowo.. haha!

Yang terakhir menyoal jilbab polwan yang ditunda-tunda. Hmmm.. ok.. mungkin keduanya berkaitan kali ya karena memang comparable, tapi harusnya enggak. Jilbab dan Kondom..? come onnn, seriously??  Pemikiran saya kenapa polwan berjilbab ditunda-tunda itu adalah, jilbab identik dengan keanggunan, feminitas seorang perempuan, sedangkan polisi? It's a taugh person's job! gak menye-menye. Setegas-tegasnya wanita berjilbab, mending jadi guru saja atau pimpinan besar disebuah perusahaan.. sungguh deh. Lagipula, apa sih yang mau dibuktikan dengan polwan berjilbab? Risih kan? Iya kan? Kecuali nanti cara make jilbabnya kaya model pria sikh, keatas gitu :)) tapi ga lucu.

Jadi moral dari cerita ini adalah, mari membandingkan sesuatu yang memang sebanding, atau jangan membandingkan sekalian.

No comments:

Post a Comment

Feel free to leave a comment