Monday, December 30, 2013

They Were My Pets

Tersebutlah di suatu masa saat saya punya waktu luang untuk memelihara binatang, selain memelihara saya juga suka untuk memberi nama. Karena konon dengan memberi nama pada sesuatu itu tandanya kita menghargai suatu kehidupan, memberi arti kepada sesuatu yang mungkin saja akan terlewat percuma.

Lalu sampailah juga saat saya ingin memulihkan password salah satu email saya yang terlupa, ternyata pertanyaan yang saya sediakan sebelumnya berkaitan dengan salah satu nama pet  yang pernah saya punya. Pusinglah saya karena terlalu banyak yang pernah aku pelihara.

Jadi untuk bahan menulis juga di penghujung tahun, saya ingin coba menjabarkan satu persatu (yang saya ingat) nama-nama binatang yang pernah aku simpan, selain binatang yang memang sudah ada sejak saya lahir seperti Ucil (German Sherpherd yang mati diracun orang); Moi (entah anjing jenis apa, mati karena tua dan katarak); dan Minnie (anjing kampung yang akhirnya dijual untuk dijadikan santapan penikmat daging anjing).

1. True Blue : Sepasang burung parkit berwarna biru yang saya punya waktu SMA, keduanya ilang diambil orang, padahal saat itu saya pengen banget ngeliat anak burung yang baru menetas dari telurnya.

2. Primus dan Nafa : Yaah, bisa ditebak.. saya punya kelinci ini jaman-jamannya Primus sama Nafa Urbach sudah tidak bersama lagi. Saya ngasih nama ini juga bukan karena nge-fans loh.. suer deh. Si Nafa kelinci putih ini mati digigit kucing di hari pertama saya beli.Sedangkan Primus kelinci abu dengan titik putih di jidatnya ini boleh dibilang spesial buat saya, si kelinci ini sepertinya ngerti sama bahasa manusia. Tapi akhirnya mati juga digigit kucing liar, saya sampe nangis 2 hari 2 malam ga berenti2. Temen-temen pada aneh, dikira mereka salah satu saudara saya yang mati. Sampe-sampe salah seorang teman saya yang peduli, ngehadiahin saya boneka kelinci.

3. Dolly : Ini kelinci juga, jenisnya angora.. bulunya berjibun, warnanya coklat muda. Saya kasih nama Dolly sesuai dengan Dolly tempat pelacuran di Surabaya, tempat kelahiranku.Sesuai dengan namanya pula, dia hilang melarikan diri. Mungkin ingin kembali melacurkan diri di dunia kelinci.

4. Cuko : Yang ini kura-kura hijau kecil itu loh, yang udah gede malah jadi buruk rupa. Kura-kura ini saya punya sejak SMP sampe sebelum masuk SMA, selalu saya bawa didalam saku seragam. Saat istirahat kelas, selalu saya masukin ke kolam kecil di sekolah. Sampai akhirnya ada teman yang sangat berbaik hati menawarkan diri untuk mengurusnya. Akhirnya si Cuko pun mati sesuai dengan umurnya.

5. Stella : Anjing Golden Retriever yang saya beli di Pet Shop, yang saya kawinkan dengan anjing tetangga dan akhirnya dia melahirkan anak-anak nan lucu : Godric (diambil sang besan); Cleo (si montok yang laris terjual); Britney (si bungsu yang mati karena flu di usia muda); satu lagi saya lupa namanya; dan Chantall yang suka makan sendal dan akhirnya saya nikahkan sama anjing yang berdomisili di Yogyakarta. Berangkatlah dia dengan mobil plus antimo..

6.Bombom : Ini anjing jenis Old England Sheepdog , gede banget. Saya menyerah gak bisa ngurusnya, akhirnya saya jual ke yang lebih layak dengan harga murah. Anjing ini tuh kaya mobil eropa, pas beli mahal, pas dijual lagi jatuh harganya.. *eh, kok jadi ke mobil*

7. Disney : Anjing jenis Pomeranian warna coklat, saya beli waktu saya kerja. Nama di stambumnya sih Garry von Familian, tapi saya gak suka nama itu, jadinya saya ganti jadi Disney deh.. a.k.a Neney. Anjing ini  ilang saat ikut sepupu tarawehan di tahun 2010. Saya harap memang diambil sama orang yang suka anjing, jangan sampe diculik pemuka agama untuk dicuci otak dan dijadikan teroris.. *eh lagi*

Yah, setelah kehilangan si disney.. saya berhenti untuk memelihara binatang. Cukup sudah berkutat dengan perbinatangan. Saya sekarang lebih bisa menikmati hanya dengan melihat saja tanpa harus memiliki :)

Sunday, December 29, 2013

Surat untuk Ananda

Nak, ibumu ini hanyalah wanita biasa, bukan pula seorang berada. 
Jadi maafkanlah jika nanti aku tidak meninggalkan harta benda.

Jika kau tak sempat mengenalku karena usiamu yang terlalu muda, luangkanlah waktu dari kesibukanmu  untuk membaca buah tanganku. 

Buah tangan untuk Ananda pahami dan pelajari. 
Dan mungkin darinya kau akan mengerti, apa yang selama ini aku ingkari.

Satu hal yang perlu kau ingat,
Kau tidak akan memiliki sesuatu yang tidak bisa kau mengerti.
Jadi belajarlah untuk mengerti.

Semesta begitu luas, seperti halnya isi di dalam kepalamu.
Jadi janganlah kau batasi pikiranmu dengan norma dan agama.

Terbang dan berlarilah, 
Kejar dan raihlah..

Kuasailah duniamu, dan jangan dikuasai olehnya.
Jadilah pintar dengan pengetahuanmu, bukan dengan secarik kertas berlegalitas.

Ah, banyak sekali yang ingin aku sampaikan kepadamu,
Tapi surat lah yang aku buat, bukan sebuah kitab.

Aku hanya berharap, kau selalu sehat dan waras.
Waras dan sehat dari segala kegilaan dan penyakit dunia. 

Salam kasih
Ibunda

Sunday, December 15, 2013

Kokology

Jadi ceritanya waktu saya lagi memilih dan memilah buku-buku yang akan disumbangkan, muncullah buku ini yang tampaknya belum tersentuh tangan. Karena penasaran, saya pisahin deh untuk dibaca-baca. Ternyata cukup menarik juga isinya...

Buku ini tentang Kokology.. 

Saya baru tahu kalo Kokology itu istilah untuk seri permainan psikologi yang dirancang untuk menyingkap emosi dan sifat tingkah laku seseorang. Kokology ini sering banget bertebaran di socmed atau broadcast message untuk 'having fun' kadang ada yang cocok kadang ada yang tidak masuk akal. 

Harus diakui juga, kadang Kokology ini benar-benar merefleksikan diri kita sendiri tanpa kita sadari sepenuhnya bahwa kita memang seperti apa yang dijabarkan. Lihat betapa psikologi memungkinkan orang mempelajari dan mengerti pikiran manusia yang tersembunyi dalam diri masing-masing.

Contohnya nih, biar lebih ngeh lagi soal Kokology, saya akan kasih tiga situasi yang bisa kalian jawab sendiri dengan kejujuran diri dan seadanya saja.. *halah* 

1. Bayangkan langit biru yg cerah tanpa awan. Hanya memikirkannya saja akan memberikan sedikit semangat. Sekarang alihkan mata pikiran anda untuk melihat pemandangan. Yang mana dari pemandangan dibawah ini yang paling menenangkan dan membuat anda santai :
a. Dataran penuh salju putih
b. Lautan biru
c. Gunung yang hijau
d. Padang yang penuh dengan bunga berwarna kuning

2. Bayangkan jiwa manusia tetap hidup setelah mati. Bentuk apa yang anda bayangkan terhadap jiwa setelah terlepas dari tubuh?
a. Jiwa tersebut ukuran dan bentuknya sama seperti ketika tubuh masih hidup
b. Jiwa tersebut tetap memakai bentuk manusia tapi ukurannya membesar
c. Jiwa tersebut sangat kecil dan memakai bentuk manusia, seperti peri.
d. Jiwa tersebut seperti bola api atau awan, tanp bentuk yang nyata

3. Anda adalah seorang bintang baru dan baru saja menyelesaikan rekaman di CD. Tipe desain sampul apa yang akan anda pilih?
a. Pemandangan yang sejuk menggunakan foto lokasi yang indah
b. Desain yang jenaka atau gambar lucu lainnya
c. Pola yang abstrak tanpa arti jelas, tapi desain yang membuat orang berpikir
d. Foto diri anda sendiri

Nah, kalau kalian sudah punya jawaban untuk masing-masing pertanyaan. Silahkan dicek apa arti dari jawaban yang sudah kalian pilih tadi di sini. (sengaja saya pisah jawabannya biar lebih afdol.. hahah!) 

Selamat memahami diri :)

Tuesday, December 10, 2013

Kartu Tarot

Belajar tarot itu gak gampang, karena benar-benar perlu waktu khusus untuk mempelajari dan memahaminya. Mirip hubungan antar manusia kalo sedang PDKT gitu deh.

Sebelumnya memang saya pernah membahas soal Tarot Deck dan Major Arcana, tapi ternyata kurang lengkap untuk 'pendahuluan' cara mengenal Tarot. Maka dari itu, karena ada temen yg complain juga sekarang saya ingin menjabarkan agak lebih mendetail mengenai kartu Tarot.

Kartu tarot itu terdiri dari 78 kartu, dimana ada 22 kartu untuk Major Arcana (0-21) dan 56 Minor Arcana yang dibagi menjadi 4 kategori (wand, sword, cup, dan pentacle), dimana masing-masing kategori terdiri dari 14 kartu (4 court cards: page, knight, queen & king dan 10 pip cards).

Masing-masing dari ke-22 kartu major arcana ini selain punya arti tersendiri, mereka juga mempresentasikan zodiak, planet, dan elemen bumi. Contohnya kartu The Fool yang mempresentasikan planet uranus dan elemen udara dan The Hermit yang mewakilkan Virgo juga elemen tanah.

Court cards juga mewakili masing-masing individu seperti King yg mempresentasikan pria usia 35 thn keatas, Queen yg mempresentasikan wanita usia berapapun, Knight yang mempresentasikan laki-laki dibawah umur 35thn, dan Page yang mempresentasikan laki-laki atau perempuan ; anak-anak ataupun remaja.

Begitu pula dengan pip cards yang masing-masing mewakili waktu, musim, arah dan astrological. Yang untuk lebih jelasnya bisa dilihat di tabel berikut :

                                 

Untuk ukuran kartunya sendiri, rata-rata lebarnya 7cm dan panjang 11,5cm. Tapi ada juga yang lebih lebar dan panjang, tergantung sama publisher tarotnya sendiri sepertinya. Harganya juga bermacam-macam, tapi setahu saya yang paling murah itu sekitar 200ribuan.  

Jadi jika kalian berminat untuk belajar Tarot dan tertarik untuk beli tarot deck-nya, bisa diliat-liat dulu di Aeclectic. Disitu komplit banget pilihan deck-nya, ga akan cukup satu hari untuk liat-liat. Jadi yang sabar aja, dinikmati setiap detiknya. Nah, nanti kalau sudah milih, belinya di Toko Tarot saja. Yang punya orang Indonesia, jadi lebih gampang berkomunikasi :D atau milih kartunya langsung di tempat dia juga gak papa, tapi ya terbatas pilihannya. Kalau misal kamu suka tarot deck di tempat lain tapi gak ada di toko tarot, ya pesen aja.. beliau terima orderan kok, cuma ya harus sabar menunggu. Maklum barang import.

Well, kayanya segini sudah cukup mendetail ya.. Kalo ingin lebih detail lagi mending belajar dan cari tahu sendiri aja, mengais ilmu dari segala penjuru arah, biar lebih terpuaskan dahaga akan pembelajaran. 

Oh iya, ada Introduction to Learning the Tarot Cards selama 12 minggu secara online dan gratis. Cocok buat pemula yang sudah punya Tarot deck, kunjungi saja Lotus Tarot .

Happy reading!

Wednesday, December 4, 2013

Jilbab dan Kondom

Lagi-lagi, setelah perbandingan kematian Paul Walker dan Anak-anak kelaparan, sekarang soal polwan berjilbab dan bagi-bagi kondom gratis.

Awalnya adalah salah satu teman saya yang mungkin (memang) relijius, membagikan kicauan ustad mansyur mengenai hal ini, yang intinya beliau menyesalkan tindakan pemerintah akan bagi-bagi kondom ini. "aturan untuk polwan berjilbab ditunda, tapi kok malah bagi2 kondom" begitu katanya.

Well... First of all, sepertinya memang ada salah persepsi dari awal dimana bagi-bagi kondom gratis itu diartikan sebagai ajakan (atau suruhan) untuk berhubungan sex. Padahal maksud sebenarnya kan bukan itu, melainkan untuk meningkatkan kesadaran kita akan sex bebas dan penyakitnya. Entah sampai kapan manusia-manusia ini mau sedikit melonggarkan pikiran mereka dari norma agama. Satu titik keraguan di dalam pikiran itu bisa mengaburkan akal sehat loh.

Imho, bagi-bagi kondom di universitas ga ada salahnya asal tidak dilakukan di SMP atau SMA. Memang sampai kapan orang-orang mau menutup mata mereka dari ketabuan sex? Bukan rahasia umum juga kali kalo ratusan (mungkin ribuan) .3gp dalam negeri buatan tangan amatiran tersedia dengan satu jentikan jari di internet. Hari gini gitu, dan ini Indonesia.. bukan negara Arab. Para con saya rasa yang harus membuka mata mereka dan coba melihat dari sisi yang lain.

Lalu mengenai bus kondom yang digambarkan oleh wanita berpose 'panas' ini juga terdengar lucu, apa karena otak kita sudah tahu itu bus isinya kondom lalu pemakaian foto pose panas itu jadi masalah, atau memang pose wanita di bus itu tidak layak? Sebenarnya saya juga belum lihat sih gambar yg disebut 'panas' itu yg gimana. Apa persis seperti cover majalah H&M? Terlepas dari itu, pemakaian model wanita di bus berisi kondom kayanya memang masuk akal dibanding gambar kondom itu sendiri atau gambar kue apem. Eh tapi, saya lebih setuju kalo gambarnya cowo seksi kaya model-model L-Men itu loh.. kan memang kondom buat cowo.. haha!

Yang terakhir menyoal jilbab polwan yang ditunda-tunda. Hmmm.. ok.. mungkin keduanya berkaitan kali ya karena memang comparable, tapi harusnya enggak. Jilbab dan Kondom..? come onnn, seriously??  Pemikiran saya kenapa polwan berjilbab ditunda-tunda itu adalah, jilbab identik dengan keanggunan, feminitas seorang perempuan, sedangkan polisi? It's a taugh person's job! gak menye-menye. Setegas-tegasnya wanita berjilbab, mending jadi guru saja atau pimpinan besar disebuah perusahaan.. sungguh deh. Lagipula, apa sih yang mau dibuktikan dengan polwan berjilbab? Risih kan? Iya kan? Kecuali nanti cara make jilbabnya kaya model pria sikh, keatas gitu :)) tapi ga lucu.

Jadi moral dari cerita ini adalah, mari membandingkan sesuatu yang memang sebanding, atau jangan membandingkan sekalian.

Saturday, November 30, 2013

Kematian

Mati..
Kau tak berupa tak berbentuk
Kau sepucat tembok kamarku
Dingin seperti nyanyian hujan di tengah malam.

Kau sesunyi lautan dan sedahsyat halilintar.
Singgah di setiap jiwa yang siap berkelana pergi menuju singgasana Tuhan.

Kau bukanlah harapan, melainkan ujung penantian.
Kau tidak hanya perenggut sang hidup, Kau pun penculik sang waktu.
Mengapa kau datang tanpa suara
Membuat dunia kehilangan tawa.

Jika saja kau berbaik hati
Memberi satu hari sebelum kau beri mati,
Aku mungkin tidak akan murung diri
dan menyesali hari.

Friday, November 22, 2013

Bucket List

Mengingat sekarang ini aku tinggal di Indonesia, rasanya tidak mungkin membuat Bucket List yang isinya benar-benar tanpa batas. Tapi tak apalah, aku bukan tipe orang yang menyerah begitu saja.

Sebelumnya, mungkin ada yang belum tau atau belum ngeh soal Bucket List. Bucket List itu istilah yang dipakai untuk hal-hal spesifik yang ingin kita lakukan sebelum mati. Biasanya untuk mereka yang sudah tau kalo sisa hidupnya tinggal menghitung hari, bucket listnya langsung deh dijalanin satu-satu. Persis kaya di filmnya Jack Nicholson dan Morgan Freeman di The Bucket List (2007). 

Bucket list ini bukan sesuatu yang harus dilakukan sih, karena kalo dilihat dari segi 'spiritual'nya tentu bucket list ini akan menciptakan 'keterikatan' baru nantinya jika orang yang bersangkutan tidak sempat untuk memenuhi bucket listnya. Tapi kalo dilihat dari sisi moral, mungkin bucket list ini memberi semangat atau booster kepada para dying people untuk menjalani sisa hidupnya.. yaa semacam motivasi gitu lah.

Jadi, mengingat umur dan semangat saya yang juga sepertinya hampir menurun, dan memang belum ada ide untuk menulis hal lain, mari kita membuat bucket list..

Ok, yang pertama masuk di bucket list aku adalah pengen liat Aurora secara langsung dengan mata kepala sendiri. Kenapa Aurora..? soalnya dari kecil aku suka nonton film Walt Disney yang judulnya Sleeping Beauty, dimana si putri itu namanya Aurora. 

Lalu beranjak remaja, aku senang baca-baca buku tentang semesta dan akhirnya aku nemu untuk kedua kalinya kata 'Aurora' selain di film Disney. "ternyata aurora itu semacam cahaya" dan sayangnya di buku tersebut gambar auroranya cuma ilustrasi saja, bukan gambar sebenarnya. 

Saat aku dewasa, yah sebutlah sejak akhir-akhir masa kuliah saya dan pergi bekerja. Untuk ketiga kalinya aku lihat Aurora dengan warna indahnya di dalam foto sebenarnya (bukan gambar), indah sekali ternyata.. sangat memukau.

Dan makin kesini, aku jadi lebih sering liat foto bermacam-macam Aurora dengan bermacam-macam warnanya di berbagai tempat di daerah nun jauh disana, di tempat-tempat yang tinggi dan dingin, even colder than winter.

Sejak saat itu aku memutuskan untuk melihat Aurora secara langsung, yang kedengarannya hampir tidak mungkin. Tapi biarlah, namanya juga keinginan :)

Untuk bucket list ku yang lain, belum kepikiran lagi. Mungkin nanti akan saya lanjut lagi soal bucket list ini.. dan ga mau juga kalo terlalu muluk, kan ga lucu juga kalo harus terlahir kembali hanya untuk memenuhi bucket list.. haha!

Tuesday, November 19, 2013

Liking is Not Helping

                                      

Kalau bicara soal Like, tentunya yang ada di pikiran kita langsung terbayang Facebook. Yap, tombol kecil yang sejajaran sama comment yang suka muncul dibawah status orang-orang itu loh..

Biasanya tombol Like ini di klik para pembaca status yang emang 'suka' sama isi dari status tersebut, tapi lama kelamaan, orang yang membuat status memberitakan teman yang kecelakaan atau kerabat yang meninggal pun di-Like, seolah mereka senang dengan kesusahan yang kita alami. Padahal mungkin belum tentu gitu juga maksudnya. Jadi semakin kesini tombol Like pun sepertinya di abuse agar menjadi tombol multiguna.

Maksud saya dengan tombol multiguna, si Like ini bisa mempunyai banyak arti seperti "ya, saya setuju dengan yg kamu tulis" | "ok, saya sudah baca statusnya" | "Aku mendukungmuu", sampai ke arti yang sebenarnya "kereen, saya beneran suka sama status lo"

Kalau menurut saya, penyuka tombol asal nge-Like ini entah memang malas untuk menulis komentar untuk menghindari further notification dari Facebook-nya atau memang kurang paham arti dan fungsi dari Like itu sendiri.

Seharusnya dalam level sekarang ini, Facebook harus lebih mengerti penggunanya. Setidaknya ditambahkan pilihan lain gitu disamping tombol Like seperti Agree-Disagree-Read atau WhoCares :))

Anyway, inti dari tulisan ini sebenarnya mengacu pada foto yang saya lampirkan dengan slogan "Liking Not Helping" itu loh.. 
Kan banyak tuh saya liat di timeline Facebook 'gerakan-gerakan sosial' dan semacamnya yang suka meng-"kampanye"-kan sesuatu yang diakhir ceritanya tertulis "Like jika kamu peduli" atau "Like jika kamu ingin anak ini selamat" dan banyak lagi Like ini dan itu untuk hasil ini dan itu.. hmpfft.
Lama-lama jadi terdengar seperti pesan berantai yang kalau diabaikan anda akan ini dan itu.. aarrgh tidak! Saya sudah mulai terbawa emosi nih jadinya. 

Well, kesimpulannya adalah think smart, act wise or either way. Hasilnya sudah pasti tidak akan mengecewakan. Act more, 'Like' less.

Goodnight everyone!

Wednesday, October 16, 2013

Kehampaan

Wanita itu menangis tersedu, meratapi nasibnya sebagai seorang pendusta,
Apalah dayanya jika mereka menyebutnya iblis.
Dia mencoba memantapkan diri dengan kaki rapuhnya,
Dia mencoba meyakinkan diri dengan hati kelamnya,
Dia mencoba menghibur diri dengan sisa mimpinya.

Berjalan tertatih,
Seiring merapihkan diri menjalin kembali retakan hati.
Memandang lurus ke depan,
Seolah mimpinya tidak pernah tergerus oleh waktu.

Sungguh berat beban yg dipikulnya.
Air yang begitu murni pun tak mampu membersihkannya.
Seuntai kata yg diucapkannya pun berubah menjadi bencana.
Kadang dia bertanya kepada sang penguasa "kenapa tak Kau buat saja aku tanpa suara" .

Sepasti tenggelamnya matahari di ujung senja,
Kehampaan dan kesunyian-lah jawaban yang ia dapatkan...

Kehampaan akan realita kehidupan dan kesunyian Tuhan.