Saturday, November 30, 2013

Kematian

Mati..
Kau tak berupa tak berbentuk
Kau sepucat tembok kamarku
Dingin seperti nyanyian hujan di tengah malam.

Kau sesunyi lautan dan sedahsyat halilintar.
Singgah di setiap jiwa yang siap berkelana pergi menuju singgasana Tuhan.

Kau bukanlah harapan, melainkan ujung penantian.
Kau tidak hanya perenggut sang hidup, Kau pun penculik sang waktu.
Mengapa kau datang tanpa suara
Membuat dunia kehilangan tawa.

Jika saja kau berbaik hati
Memberi satu hari sebelum kau beri mati,
Aku mungkin tidak akan murung diri
dan menyesali hari.

Friday, November 22, 2013

Bucket List

Mengingat sekarang ini aku tinggal di Indonesia, rasanya tidak mungkin membuat Bucket List yang isinya benar-benar tanpa batas. Tapi tak apalah, aku bukan tipe orang yang menyerah begitu saja.

Sebelumnya, mungkin ada yang belum tau atau belum ngeh soal Bucket List. Bucket List itu istilah yang dipakai untuk hal-hal spesifik yang ingin kita lakukan sebelum mati. Biasanya untuk mereka yang sudah tau kalo sisa hidupnya tinggal menghitung hari, bucket listnya langsung deh dijalanin satu-satu. Persis kaya di filmnya Jack Nicholson dan Morgan Freeman di The Bucket List (2007). 

Bucket list ini bukan sesuatu yang harus dilakukan sih, karena kalo dilihat dari segi 'spiritual'nya tentu bucket list ini akan menciptakan 'keterikatan' baru nantinya jika orang yang bersangkutan tidak sempat untuk memenuhi bucket listnya. Tapi kalo dilihat dari sisi moral, mungkin bucket list ini memberi semangat atau booster kepada para dying people untuk menjalani sisa hidupnya.. yaa semacam motivasi gitu lah.

Jadi, mengingat umur dan semangat saya yang juga sepertinya hampir menurun, dan memang belum ada ide untuk menulis hal lain, mari kita membuat bucket list..

Ok, yang pertama masuk di bucket list aku adalah pengen liat Aurora secara langsung dengan mata kepala sendiri. Kenapa Aurora..? soalnya dari kecil aku suka nonton film Walt Disney yang judulnya Sleeping Beauty, dimana si putri itu namanya Aurora. 

Lalu beranjak remaja, aku senang baca-baca buku tentang semesta dan akhirnya aku nemu untuk kedua kalinya kata 'Aurora' selain di film Disney. "ternyata aurora itu semacam cahaya" dan sayangnya di buku tersebut gambar auroranya cuma ilustrasi saja, bukan gambar sebenarnya. 

Saat aku dewasa, yah sebutlah sejak akhir-akhir masa kuliah saya dan pergi bekerja. Untuk ketiga kalinya aku lihat Aurora dengan warna indahnya di dalam foto sebenarnya (bukan gambar), indah sekali ternyata.. sangat memukau.

Dan makin kesini, aku jadi lebih sering liat foto bermacam-macam Aurora dengan bermacam-macam warnanya di berbagai tempat di daerah nun jauh disana, di tempat-tempat yang tinggi dan dingin, even colder than winter.

Sejak saat itu aku memutuskan untuk melihat Aurora secara langsung, yang kedengarannya hampir tidak mungkin. Tapi biarlah, namanya juga keinginan :)

Untuk bucket list ku yang lain, belum kepikiran lagi. Mungkin nanti akan saya lanjut lagi soal bucket list ini.. dan ga mau juga kalo terlalu muluk, kan ga lucu juga kalo harus terlahir kembali hanya untuk memenuhi bucket list.. haha!

Tuesday, November 19, 2013

Liking is Not Helping

                                      

Kalau bicara soal Like, tentunya yang ada di pikiran kita langsung terbayang Facebook. Yap, tombol kecil yang sejajaran sama comment yang suka muncul dibawah status orang-orang itu loh..

Biasanya tombol Like ini di klik para pembaca status yang emang 'suka' sama isi dari status tersebut, tapi lama kelamaan, orang yang membuat status memberitakan teman yang kecelakaan atau kerabat yang meninggal pun di-Like, seolah mereka senang dengan kesusahan yang kita alami. Padahal mungkin belum tentu gitu juga maksudnya. Jadi semakin kesini tombol Like pun sepertinya di abuse agar menjadi tombol multiguna.

Maksud saya dengan tombol multiguna, si Like ini bisa mempunyai banyak arti seperti "ya, saya setuju dengan yg kamu tulis" | "ok, saya sudah baca statusnya" | "Aku mendukungmuu", sampai ke arti yang sebenarnya "kereen, saya beneran suka sama status lo"

Kalau menurut saya, penyuka tombol asal nge-Like ini entah memang malas untuk menulis komentar untuk menghindari further notification dari Facebook-nya atau memang kurang paham arti dan fungsi dari Like itu sendiri.

Seharusnya dalam level sekarang ini, Facebook harus lebih mengerti penggunanya. Setidaknya ditambahkan pilihan lain gitu disamping tombol Like seperti Agree-Disagree-Read atau WhoCares :))

Anyway, inti dari tulisan ini sebenarnya mengacu pada foto yang saya lampirkan dengan slogan "Liking Not Helping" itu loh.. 
Kan banyak tuh saya liat di timeline Facebook 'gerakan-gerakan sosial' dan semacamnya yang suka meng-"kampanye"-kan sesuatu yang diakhir ceritanya tertulis "Like jika kamu peduli" atau "Like jika kamu ingin anak ini selamat" dan banyak lagi Like ini dan itu untuk hasil ini dan itu.. hmpfft.
Lama-lama jadi terdengar seperti pesan berantai yang kalau diabaikan anda akan ini dan itu.. aarrgh tidak! Saya sudah mulai terbawa emosi nih jadinya. 

Well, kesimpulannya adalah think smart, act wise or either way. Hasilnya sudah pasti tidak akan mengecewakan. Act more, 'Like' less.

Goodnight everyone!